MEDIAPATRIOT.CO.ID – Jakarta – Perhimpunan Filantropi Indonesia bersama Tanoto Foundation dan Klaster Filantropi Pendidikan (KFP) menyelenggarakan Philanthropy Thought Leaders ke-15, Peluncuran buku dan diskusi “Kolaborasi untuk Negeri: Kontribusi Filantropi dalam Mengakselerasi Agenda Pendidikan Indonesia”. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Hari Jumat, 19 Juli 2024 di Kineforum Asrul Sani, Taman Ismail Marzuki.
Acara ini dihadiri dan dilaksanakan oleh para narasumber yaitu: Aryanti Savitri selaku Head of Strategic Planning and Partnership Tanoto Foundation, Dr. Iwan Syahril, Ph.D. sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek RI, Agus Mashud S. Asngari selaku Presiden Direktur Pertamina Foundation dan Irsyad Zamjani, Ph. D. selaku Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek RI. Diakhir wawancara, para narasumber bersedia diwawancarai rekan-rekan media.
Irsyad Zamjani, Ph. D. selaku Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek RI menjelaskan bahwa acara ini menarik dan inspiratif terkait berbagi pengalaman teman-teman filantropi yang melakukan kerja-kerja di bidang pendidikan. Selama ini juga mereka cukup banyak membantu kita juga Kemendikbudristek. Praktik-praktik baiknya juga banyak yang bisa kita pelajari. Tantangan besar kita salah satunya pemerataan kualitas pendidikan. Sebenarnya pendidikan kita dan sistem pendidikan kita secara akses itu sudah cukup baik. Maksudnya Pendidikan dasar sudah universal dan Pendidikan menengah kita sudah 70% dan tiap tahun terus meningkat. PR kita sekarang ini memang di mutu dan kualitas. Apalagi selama pandemi kita mengalami krisis pembelajaran yang cukup mendalam dan itu dialami di semua negara di dunia. Dan hasil asesmen nasional kita Sejak asesmen nasional yang pertama 2021 itu juga cukup relevan dengan berbagai macam studi internasional tadi misalnya pertama Tahun 2021 itu hanya setengah siswa kita yang punya kemampuan minimum di bidang literasi sepertiganya punya kemampuan minimum di bidang literasi. Jadi ini PR yang sangat besar.
Makanya kita punya berbagai macam inisiatif untuk mereka belajar. Kita mereformasi kurikulum, Mereformasi standar kebijakan-kebijakan kita buat lebih asimetris. BOS kita itu sudah tidak lagi satu harga tapi sudah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemahalan di daerah. Jadi banyak kebijakan-kebijakan yang kita berikan di daerah-daerah 3T misalnya dalam hal infrastruktur pendampingan pembelajaran. Termasuk melibatkan teman-teman mitra pembangunan pahlawan filantropi ini dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Ada yang fokus di literasi, ada yang fokus di Sustainable Development dan Climate change. Itu hal-hal yang sedang kita upayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kita dan kalau kita lihat hasil AN terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun 2021 meningkat Literasinya 2022 atau 2023 literasi numerasinya meningkat juga hasil AN kita. Jadi kami cukup confident Bahwa program-program PTK belajar yang kita kawal selama ini bisa membawa dampak untuk mengubah kualitas pembelajaran yang lebih baik.
“Targetnya kita ingin mendorong dan membangun kesadaran tentang climate change itu menjadi kesadaran bersama Dan itu mulai kita tanamkan melalui kurikulum kita. Ada kurikulum khusus tentang climate change dalam kurikulum Merdeka yang kita desain untuk membangun kesadaran siswa tentang pentingnya kesadaran bahwa lingkungan kita ini sedang tidak baik-baik saja. Itu perlu kesadaran bersama, pemahaman dan perlu tindakan. Misalnya dari hal-hal yang kita pakai sehari-hari, baju kita, makanan kita, cara kita mengolah sampah dan sebagainya itu bagian dari kesadaran tentang lingkungan dan perubahan iklim,” tutupnya Irsyad.
Red Irwan