Kolonodale, Mediapatriot.co.id – Meski masa pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Morowali Utara, Dr. dr. Delis Julkarson Hehi, MARS – H. Djira K, S.Pd, M.Pd (Delis-Djira) baru tiga tahun lima bulan, namun berbagai berprestasi yang terkait kepentingan masyarakat umum telah ditorehkan.
Prestasi gemilang itu di antaranya kemajuan pembangunan desa yang diukur melalui indeks desa membangun (IDM). Di sini terbukti kemajuan desa mengalami lompatan luar biasa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun, pengukuran IDM merupakan prakarsa pemerintah untuk mengukur status perkembangan desa sebagai bahan penyusunan rekomendasi kebijakan yang diperlukan.
Dalam pengukuran IDM tersebut, desa diklarifikasi ke dalam lima status yakni Desa Mandiri, Desa Maju, Desa Berkembang, Desa Tertinggal, dan Desa Sangat Tertinggal.
Desa Mandiri atau desa sangat maju adalah desa yang memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan desa untuk meningkatkan kwalitas hidup dan kehidupan masyarakat desa.
Indikator yang digunakan untuk mengukur IDM di antaranya ketahanan sosial yang mencakup variabel kesehatan, pendidikan, modal sosial, ketahanan ekonomi dan ketahanan lingkungan atau ekologi.
Sesuai data terbaru dari Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, terungkap bahwa pembangunan desa di Kabupaten Morowali Utara tercatat berkembang sangat pesat.
Pada tahun 2021 yang merupakan awal pemerintahan pasangan Delis-Djira, desa mandiri di Morut belum ada alias nol. Namun tiga tahun kemudian yakni tahun 2024 naik menjadi 33 desa mandiri.
Pada tahun yang sama (2021), desa sangat tertinggal di Morut terdapat 3 desa yakni Desa Lemowalia dan Desa Salubiro, Kecamatan Bungku Utara dan Desa Ululaa, Kecamatan Petasia Barat. Namun sejak tahun 2022, tidak ada lagi desa yang masuk kategori sangat tertinggal.
Data perkembangan desa atau IDM Morut selengkapnya sebagai berikut:
- Desa Mandiri, tahun 2021 (nol desa), tahun 2024 (33 desa)
- Desa Maju, tahun 2021 sebanyak 4 desa, tahun 2024 naik menjadi 52 desa.
- Desa Berkembang, tahun 2021 sebanyak 78 desa, tahun 2024 turun drastis menjadi 37 desa.
- Desa Tertinggal, tahun 2021 sebanyak 37 desa, tahun 2024 menjadi nol.
- Desa Sangat Tertinggal, tahun 2021 sebanyak 3 desa, tahun 2024 menjadi nol.
Berdasarkan rincian di atas, jumlah desa berkembang, desa tertinggal dan desa sangat tertinggal turun drastis, karena telah naik kelas ke desa maju dan desa mandiri.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Morowali Utara, Drs. Andi Parenrengi, ketika dihubungi pekan lalu menjelaskan indeks desa mengukur pembangunan desa melalui enam dimensi yakni layanan dasar, sosial, ekonomi, lingkungan, aksesibilitas, dan tata kelola pemerintahan desa.
Sesuai Permendesa No. 2 tahun 2016, lanjutnya, IDM disusun untuk mendukung upaya pemerintah dalam menangani pengentasan desa tertinggal dan peningkatan desa mandiri.
“Jadi pencapaian Morut seperti tergambar pada desa mandiri dari nol menjadi 33 desa, merupakan pencapaian luar biasa,” jelasnya.
Dalam catatan Dinas PMD Morut, selama tiga tahun terakhir lembaga ekonomi di desa bergerak semua, UMKM tumbuh pesat, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum meningkat.
Indikator kemajuan desa tersebut terlihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program Bantuan Keuangan Khusus (BKK), kenaikan TPP dan gaji honorer, peningkatan anggaran desa, serta peningkatan keterampilan dan akses lapangan pekerjaan.
Kebijakan Bupati Morut yang memberi tambahan insentif kepada perangkat desa, BPD, tenaga kesehatan, lembaga adat, tokoh agama (pendeta, imam masjid, pemangku), PAUD, dan Linmas, juga sangat dirasakan manfaatnya.
Selain itu, pembangunan jembatan dan pembangunan ruas jalan sepanjang sekitar 400 km, pembangunan tambahan 24 Pustu (Puskesmas Pembantu), merupakan pencapaian yang sangat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Berbagai faktor inilah yang membuat perkembangan dan pertumbuhan desa meningkat tajam, bahkan mendorong pertumbuhan ekonomi di Morut meraih peringkat kedua se Indonesia.**
(Ardian Waeo/ MCDD)