Jakarta – Daminten dan Sarinah melaksanakan Gebyar Tor Tor dalam rangka menyambut Hari Ulos Nasional 2024 di Skydeck Gedung Sarinah lantai 3 (27 September 2024). Peserta didalam group mendapatkan sertifikat dan gelang. Mendapatkan penghargaan untuk penampilan group terbaik dan penghargaan group terfavorit dari media sosial. Acara gebyar Tor Tor ini juga dalam proses pengajuan rekor muri. Acara ini dihadiri oleh Founder dan Ketua Komunitas BlangKONde, Wenny Purwanti dan Sekjen BlangKONde, Susi Enita (Susnit) dan peserta lainnya.
Founder dan Ketua Komunitas BlangKONde Wenny Purwanti menjelaskan bahwa Blangkonde itu adalah suatu komunitas pelestari budaya khususnya Konde dan Blangkon. Karena Konde kita hampir hilang dann Blangkon juga sudah jarang diminati. Kami berusaha untuk tetap meletarikan itu. Blangkonde sendiri saat ini ada sekitar 110 anggota. Kalau yang aktif mungkin 30-40 persen saja.
Kami saat ini terpusat di Jakarta, tapi kami sedang melembarkan sayap ke Jogja dan Solo dan mungkin Bandung. Dalam waktu dekat, kepinginnya seluruh Indonesia. Usia komunitas kami itu satu setengah tahun. Kita berdiri Desember 2022. Jadi satu tahun delapan bulan, komunitas kami didirikan di Jakarta. Selain di hari Ibu, kami juga memperingati momen-momen tertentu seperti Hari Batik Nasional. Kemarin kami ikut Festival Payung Indonesia di Solo. Lalu kami juga mau ikut Hari Sumpah Pemuda.
Kalau jadi, insya Allah kalau jadi itu di Sahid. Jadi sudah mulai banyak undangan-undangan yang datang kepada kami. Ada hari Kartini, kami juga peringati. Valentine jadi Blangkonde cinta Indonesia. Seperti hal-hal kayak gitu banyak. Hampir setiap bulan kami ada event.
Untuk Car Free Day kami sering ada di Parade. Tapi belakangan ini karena Car Free Day terlalu penuh. Jadi kami lebih suka melaksanakan acara kepada ibu-ibu yang skupnya lebih kecil dan intim.
“Saya punya EO namanya Cipro Production dan saya buat beberapa event. Salah satunya yang besar adalah skala Nasional. Jadi saya kalau lihat event-event seperti ini kepikiran juga untuk bikin. Menurut saya ini bagus. Tapi sayangnya kurang terorganisir. Jadi banyak peserta yang merasa kecewa. Dengan bayar 200 ribu.
Terus masuk 50 ribu. Apalagi kita dandan. Harusnya mungkin bisa ditata lebih baik.
Ke depannya semoga akan lebih baik,” tutupnya Wenny.