Redam Kenakalan Remaja, LPM Ciketingudik Bareng Tiga Pilar Gulirkan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat

Kota Bekasi, MPN

Masih maraknya kenakalan remaja berupa tawuran dan penyalahgunaan obat terlarang ternyata menimbulkan keprihatinan dari sejumlah pihak. Berbagai upaya pun terus dilakukan segenap stakeholder yang peduli terhadap masa depan generasi penerus bangsa ini.

Salah satu upaya dilakukan jajaran pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, dengan menggulirkan program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).

Dengan menggandeng unsur Tiga Pilar dari aparatur pemerintahan, Polsek Bantargebang, dan Koramil 05/Bantargebang, program ini menyasar kalangan pelajar sekolah menengah yang ada di wilayah Ciketingudik. Seperti yang dilaksanakan di Yayasan Al Muhajirrin RW 05 Ciketingudik, belum lama ini. Nampak hadir narasumber dari kepolisian dan TNI memberikan penyuluhan terkait dampak negatif kenalakan remaja.

Seusai kegiatan, Ketua LPM Ciketingudik, Salim Samsudin, mengatakan adanya program ini berawal dari maraknya tingkat kenakalan remaja di wilayah Ciketingudik. “Mereka yang terlibat kenakalan remaja ini mayoritas berasal dari kalangan pelajar, inilah yang membuat kami dan masyarakat menjadi prihatin,” tegasnya.

“Dengan adanya kegiatan PATBM ini, semoga bisa menyadarkan para generasi bangsa untuk sadar efek negatif kenakalan remaja. Karena sangat marak sekali kenakalan remaja, mulai dari tawuran bullying, Judol dan aksi begal, serta bentuk kenakalan lainnya,” papar Salim.

Maka dari itu, LPM Ciketing Udik berinisiatif melakukan pembinaan dan penyuluhan secara pendekatan emosional, supaya para siswa dan siswi sadar efek negatif kenakalan remaja. “Ini menjadi bagian upaya penceghan, dan kami berharap upaya seperti ini juga memotivasi stakeholder lainnya untuk lebih peduli terhadap masa depan anak-anak kita,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, petugas Bhabinkamtibmas Ciketingudik Aipda Hendro Suwito memberikqn respon positif adanya program PATBM ini. “Semoga upaya ini mampu meredam maraknya aksi kenakalan remaja yang kian meresahkan masyarakat,” ujarnya.

Hendro kemudian menyebut beberapa faktor yang memicu aksi kenakalan remaja, salah satunya adalah kurangnya pengawasan orangtua. “Karena itu kami dari kepolisian menghimbau kepada seluruh orangtua agar lebih intens mengawasi anak-anaknya, kemana perginya, dan dengan siapa bergaulnya, kalau perlu terapkan disiplin kepada anak-anak agar tetap berada di rumah saat malam hari,” ulasnya.

Hendro juga berharap para guru tidak bosan memberikan bimbingan kepada siswanya agar menghindari kegiatan keluyuran yang tidak jelas sehingga anak-anak didiknya terhindar dari aksi kenakalan remaja, baik sebagai pelaku atau korban. “Bentuk pengawasan guru memang terbatas selama jam belajat atau saat siswa berada di lingkungan sekolah, tapi kami berharap agar para guru terus memberikan bimbingan tentang dampak negatif aksi kenakalan remaja, jangan pernah bosan memberikan penyuluhan kepada siswa,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar