INDRAMAYU MPI.CO.ID,
Ratusan wartawan Kabupaten Indramayu yang tergabung dalam Koalisi Pers Untuk Demokrasi (KPUD) menggelar aksi unjuk rasa di gedung KPU setempat, Senin (14/9).
Aksi KPUD merupakan buntut pembasatan dan pengusiran wartawan pada kegiatan tahapan pendaftaran pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati pekan lalu.
Rarusan awak media yang tergabung dalam koalisi Perss Untuk Demokrasi PWI, IWO, PJI dan AJII mendatangi kantor KPUD Indramayu terkait adannya pembatasan peliputan awak media yang dilakukan oleh Ketua KPUD Indramayu Ahmad Toni Fatoni pada waktu pendaftaran cubup dan cawabup Indrmayu hari minggu tanggal 5 September 2020. Kami selaku awak media merasa dikebiri hak profesi sebagai wartawan yang sudah dilindungi dan berdasar UU no 40 tahun 1999 dan UU no 14 tahun 2008 yang bertugas menyampaikan keterbukaan informasi kepada publik secara transfaran menjunjung tinggi kaidah dan kode etik jurnalistik,dengan etos kerja, koordinasi, investigasi dan verifikasi fakta sebelum disampaikan ke publik.
Harapan insan perss KPUD Indramayu seyogyannya bersinergi dengan awak media bukan menghalangi membatasi tugas kami, sengaja kami suguhkan produk kesenian tradional kuda lumping dan berokan menyuguhkan tuntutan awak media kepada KPUD Indramayu khususnya Ahmad Toni Fatoni Ketua KPUD Indramayu untuk tidak membatasi peliputan, meminta maaf dan turun dari jabatan, sementara ketua korlap pendemo Ihsan mahmud mengintruksikan kepada awaj media dalam aksi demo ini kita harus tertib dan beretika
Dalam orasinya, wartawan KPUD menuntut Ketua KPU Ahmad Toni Fatoni mundur dari jabatannya. Selain itu, KPUD juga meminta KPU membuka akses seluas-luasnya bagi wartawan dalam peliputan seluruh tahapan. “Kami juga mendesak pemanfaatan media centre KPU sesuai mekanisme. Tiga tuntutan ini harga mati bagi kami,” tegas Koordinator Lapangan aksi KPUD, Iksan Mahfudz.
Ditengah aksi, massa KPUD juga menyuguhkan teatrikal kesenian tradisional Indramayu yakni kuda lumping dan berokan. Kedua tampilan kesenian itu menurut KPUD sebagai simbol keserakahan dan kerakusan para komisioner dan kesekretariatan KPU selama ini. “Simbol faktual KPU saat ini disimbolkan dengan kuda lumping dan berokan. Kami ingin menyadarkan KPU bahwa sebagai penyelenggara harus transparan pada segala hal,” ujar salah seorang orator aksi, Hendra Sumiarsa.
Demo yang dikawal ketat ratusan aparat kepolisian dilanjutkan dengan audiensi perwakilan massa dengan komisioner KPU. Dalam pertemuan, ketua KPU, Ahnad Toni Fatoni, menyatakan belum bisa memenuhi tuntutan mundur dirinya sebagai ketua. Namun untuk akses peliputan dan media centre, dirinya berjanji akan mewujudkannya segera. “Kalau tuntutan pengunduran diri saya, akan dikoordinasikan dengan KPU Pusat. Yang jelas, saya secara pribadi meminta maaf kepada rekan-rekan wartawan di Indramayu,” tukas Toni.(Yayat)