Selain Aquaplaning, Waspadai Masalah Ban Ini Saat Cuaca Ekstrem

JakartaMPI. Curah hujan ekstrem yang terjadi di berbagai wilayah merupakan pertanda untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berkendara, terlebih saat kendaraan Anda rentan terpapar banjir atau genangan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah mengeluarkan panduan kesiapsiagaan menghadapi banjir yang diprediksi akan memuncak di bulan Februari. Namun sayangnya, tidak semua pengendara dapat mengantisipasi kejadian banjir yang tidak terduga, akibatnya mereka harus menanggung risiko kerusakan pada komponen vital kendaraan seperti ban akibat melibas banjir. Hal ini bukan hanya mempengaruhi performa kendaraan namun juga berimbas pada kerugian biaya perbaikan yang cukup besar.

Menurut National Sales Manager PCR (Passenger Car Radial) Hankook Tire Apriyanto Yuwono, sebagai komponen penunjang kendaraan, ban perlu mendapatkan perhatian khusus pada musim hujan. Pemilihan ban yang tepat menjadi faktor terpenting untuk melintasi berbagai kontur jalan seperti aspal, tanah, hingga bebatuan. “Selain aquaplaning, ada risiko lain yang perlu diwaspadai. Terlebih lagi di saat kondisi angin kencang, permukaan jalan lebih licin dan tertutup air bahkan lumpur. Ban sebagai part penopang kendaraan perlu didukung dengan daya tahan yang optimal sehingga mampu untuk memecah genangan air, bekerja stabil saat hujan, dan memberikan kenyamanan berkendara,” ungkap Apriyanto.

Hankook Tire menjelaskan setidaknya ada empat risiko yang patut diwaspadai pengendara agar memaksimalkan mobilitas sehari-hari di tengah musim penghujan dan potensi banjir.

Pertama ialah objek tersembunyi pada ban. Saat melintasi genangan air, pengendara sulit untuk menghindari adanya objek tersembunyi yang tajam atau cukup keras. Misalnya objek seperti paku yang menempel di kayu, bongkahan batu, atau semen tajam serta pecahan botol dapat berisiko menembus ban. “Biasanya mengenai bagian telapak ban dapat mengakibatkan sobek di bagian samping ban (sidewall). Jika terjadi kerusakan atau sobekan yang cukup besar disarankan ban tersebut untuk segera diganti,” tambah Apriyanto.

Kedua, kerusakan casing break up (Shock CBU) juga berpotensi terjadi saat hujan dan banjir akibat ban yang terbentur dengan jalan rusak dan berlubang. Untuk itu, penting bagi pengendara untuk menjaga  kecepatan mobil dan jaga jarak aman antar kendaraan. Dinding ban yang benjol menjadi tanda kerusakan ban akibat melintasi jalan rusak dan berlubang. Dengan berkendara tidak terlalu kencang dapat meminimalisir benturan ke jalan yang rusak serta menghindari terciptanya ombak air yang bisa membuat air masuk ke dalam mesin yang berakibat merusak komponen elektrikal lainnya.

Ketiga, ozone crack yaitu retakan pada ban karena setelah terendam air serta lumpur, ban terpapar sinar matahari secara terus menerus tanpa dipakai berkendara. Sinar matahari merupakan salah satu penghasil gas O3 (Ozone). Sering terjadi saat mobil disimpan di area terbuka sehingga terkena matahari. Untuk itu, penting untuk selalu mencuci kendaraan serta parkir ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pada dasarnya, musim hujan bukan menjadi halangan untuk mobilitas sehari-hari selama cuaca masih relatif aman untuk berkendara, khususnya di dalam kota. Salah satu cara untuk mengantisipasi kondisi ini adalah dengan memilih ban yang sesuai demi menunjang performa kendaraan yang lebih maksimal, seperti daya cengkram yang kuat pada jalan basah serta handling yang lebih stabil.

Keempat adalah skidding atau tergelincir akibat kontrol traksi yang kurang optimal saat berpindah jalur atau bermanuver dengan mendadak. Selain dapat diwaspadai dengan mengurangi kecepatan berkendara, pengendara perlu menginjak dan melepaskan rem secara hati-hati agar roda tidak terkunci dan memastikan tekanan udara ban sesuai dengan kebutuhan.

Adapun tekanan udara pada ban yang ideal bagi kendaraan penumpang atau MPV dan LCGC yakni 30-33 psi, atau, untuk lebih detail dapat diperiksa pada stiker tekanan udara yang tertera pada masing-masing kendaraan. Jika tekanan terlalu tinggi maka akan menimbulkan tekstur ban yang keras akibat udara yang saling berhimpitan, dan ban kehilangan daya serap terhadap getaran. Begitu juga, apabila tekanan ban kurang dari kebutuhan ideal akan membuat traksi pada tapak ban tidak berfungsi secara maksimal dalam memecah genangan air dan mengancam keselamatan pengendara.

Hankook Tire memahami kebutuhan mobilitas pengendara di berbagai cuaca dan kondisi. Komitmen ini ditujukan untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan berkendara. Sebagai solusi bagi kondisi ini, Hankook mengusung ban Kinergy Eco2 dan Hankook Optimo yang ditujukan untuk mobil modern berukuran kecil, compact, dan menengah seperti MPV dan LCGC, selaku jenis kendaraan yang mendominasi penjualan di Indonesia. Kedua seri ban ini dapat mengoptimalkan kenyamanan berkendara karena tingkat kebisingan lebih rendah dan keiritan bahan bakar tanpa mengurangi performa yang prima dalam kondisi basah ataupun kering.

“Selain memilih ban yang menunjang pengalaman berkendara maksimal, kami berharap masyarakat dapat lebih selektif dalam berinvestasi pada ban yang berkualitas khususnya untuk mendampingi mobilitas di cuaca ekstrim. Sehingga kesiapsiagaan musim penghujan dan potensi banjir dapat diimbangi dengan komponen kendaraan yang menjawab kebutuhan berkendara dengan aman dan nyaman,” tutup President Director PT Hankook Tire Sales Indonesia Yoonsoo Shin.



Posting Terkait

Jangan Lewatkan