NELAYAN BUDI DAYA KERANG HIJAU KAMPUNG PESISIR TETAP MENJANJIKAN WALAU PASANG SURUT

Kota citebon, MPI.co.id

Saat ini keberadaan Nelayan kecil di kampung pesisir kota cirebon, sudah tidak seperti dulu lagi, sebagian besarnya sudah banyak yg sudah alih profesi.

Yang dulu mayoritasnya adalah nelayan penangkap ikan, kini sudah berubah drastis dalam mengais rejeki untuk untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.

Walau dalam pencarian nafkah tetap dalam suasana di laut, tetapi masih ada juga sebagian yg tetap bertahan menekuni profesi, itu.

Karena alam, seperti laut, kondisi seperti sekarang ini, sudah tidak produktif lagi dan sangat memprihantinkan, entah itu karna ekosistem yang sudah kian menipis atau faktor alam lainnnya,  sehingga tidak bisa di andalkan seperti dulu lagi.

Walaupun pemerintah sudah berupaya dalam memberikan bantuan secara Real, baik itu dari pemerintah, pusat, provinsi atau dari dinas terkait setempat bagi nelayan-nelayan kecil tersebut khususnya di seluruh indonesia.

Berupa alat2 penangkap ikan yang moderen atau yang lainnya dalam memfasilitasi untuk mempermudah dalam penangkapan ikan untuk melaut sehari hari.

Ternyata hal tersebut tidak begitu banyak membantu dalam proses penghasilan pendapatan untuk kebutuhan sehari hari.

Walau tidak mengenal jarak jauh dekatnya dalam melaut, Dalam kurun waktu 1 tahun sekali, setidaknya 1 atau 2 bulan, lamanya, hasil penangkapan ikan tersebut terbilang cukup lumayan.

Tetapi selebihnya untuk bulan2 atau di hari-hari berikutnya banyak yang mengeluh dari pihak yang punya beberapa perahu atau perorangan , karena tidak sesuai atau merugi dengan pendapatan yang di keluarkan untuk bekal pemberangkatan para nelayan, sepulang dari melaut tersebut.

Besar Pasak dari pada Tiang, begitupun seterusnya, ucap Cipto , salah satu nelayan yang kini sudah alih profesi sebagai nelayan budidaya kerang hijau sekaligus merangkap, bendahara dari salah satu Kelompok nelayan budidaya kerang hijau yang di ketuai oleh Bapak Dasuki, tersebut ketika berbincang bincang dengan awak media ( MJP) belum lama ini.

Dan kini budidaya kerang hijau tersebut sudah merambah dan marak dan banyak di minati oleh para pebisnis atau perorangan yang punya modal.

Dengan berawalan modal yg berpariatif dari kisaran 10.juta s/d 20 juta perrumponnya dan tergantung untuk pemesanan bahan yang akan di gunakan untuk pembuatan rumpon tersebut.

Dan untuk biaya pemeliharaannya sendiri tidak sebesar awal pembuatan, dengan sistem tambal sulam, menganti bahan yang baru, jika nanti di salah satu rumpon tersebut sebagian ada yang rusak entah itu karna faktor alam dan sebagainya, dan tidak rusak semuanya, tuturnya.

Dan setelah masa panen yang di perkirakan 4 atau 5 bulan sekali dan masa pengunduhan 3 atau 4 hari lamanya tersebut, bisa menghasilkan belasan Ton kerang hijau, perrumponya,
Dengan harga tergantung musimnya yang berkisar Rp.2500 s/d Rp.3000. Per kilogramnya.

Dengan keberhasilannya tersebut, cipto berharap, setidaknya bisa merubah perekonomian yang lebih baik bagi nelayan-nelayan kecil di kota cirebon atau sekitarnya.

Begitupun dengan bantuan dari pemerintah harus tetap berjalan karena itu semua bisa memberikan peluang serta angin segar bagi nelayan-nelayan kecil di seluruh indonesia.

Karena budidaya kerang hijau walau dalam keadaan padang surut tetapi tetap produktf serta menjanjikan, pangkas, cipto sambil menutup perbincangan di sela-sela kesibukannya korwil 3/team.(Deswin N,/ Wahidin/Cipto)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan