Qlue Smart City Raih Juara 2 Kompetisi BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021

Jakarta, 11 Maret 2021 – Ketua MPR RI sekaligus pendiri Brain Society Center atau BS Center Bambang Soesatyo memberikan penghargaan kepada para startup millenial yang telah berkontribusi dalam perekonomian dan sosial lingkungan melalui ajang kompetisi BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021.

Juara pertama diraih startup KontrakHukum mendapatkan hadiah Rp 50 juta serta trofi ketua MPR. Juara kedua Qlue Smart City memperoleh hadiah Rp 25 juta, dan peringkat ketiga 8Villages mendapat hadiah Rp 15 juta.

Dari 114 peserta startup yang mendaftarkan diri, tersaring menjadi 40, kemudian diseleksi menjadi 10, dan mengerucut menjadi tiga besar.

Hingga pada acara puncak Minggu (11/4) malam, ketiganya berhadapan dengan para dewan juri.
Mereka harus menjawab berbagai pertanyaan guna meyakinkan dewan juri memilih yang terbaik dari yang paling baik.

“Bagi yang belum beruntung tidak perlu kecil hati, karena seluruhnya sudah membuktikan diri sebagai pemenang karya anak bangsa yang membanggakan,” kata Bamsoet dalam acara puncak BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021 di Komplek Majelis, Jakarta, Minggu (11/4) malam.

Ketua ke-20 DPR RI itu melanjutkan bahwa ajang kompetisi ini hanyalah gerbang pembuka. Sebab, ujar dia, kompetisi sesungguhnya berada di luar sana, yakni menjadi yang terbaik berdasarkan penilaian konsumen.
Selain Bamsoet, para Dewan Juri lainnya yakni Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam, Rektor IPB Prof. Arif Satria, Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang, Presiden Komisaris SEA Group Indonesia yang menaungi marketplace Shoppe Pandu Patria Sjahrir serta Assistant Vice President PT Prodia Indry Wulandari.

Turut hadir Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad, anggota Komisi IX DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum BS Center Darul Siska, anggota Komisi III DPR RI sekaligus Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi, dan Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal.

Acara yang dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno ini, dihadiri pula Ketua Umum BS Center Ahmadi Noor Supit, Ketua Dewan Pakar sekaligus Ketua Harian BS Center Prof. Didin Damanhuri, Sekretaris BS Center Olla Dhifla Wiyani, Ketua Penyelenggara BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021 Anom Reksodirdjo serta Bendahara Umum BSC Anton Rinaldi.
Bamsoet menjelaskan penyelenggaraan BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021 dilakukan BS Center bersama BRI, Bukit Asam, BTN, BNI, Pertamina, Bank Mandiri, PLN, Prodia, Warna Warni Entertaint dan Air Minum Viro.

BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021 ini untuk mengapresiasi usaha para socio digitechnopreneur muda dalam menggerakan ekonomi digital, sekaligus menyebarkan motivasi dan inspirasi bagi generasi muda lainnya. Menurut dia, di tengah keterpurukan berbagai sektor perekonomian akibat pandemi Covid-19, sektor ekonomi digital serta teknologi informasi dan komunikasi justru menggeliat.

“Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Kuartal II-2020, sektor tersebut mampu tumbuh 10,83 persen, dan pada Kuartal III-2020 tumbuh 10,61 persen,” jelasnya. Wakil ketua umum Kadin Indonesia ini menjelaskan Bank Indonesia memperkirakan pada 2020 lalu proyeksi pertumbuhan ekonomi digital mencapai Rp 429 triliun. Lebih dari dua kali lipat capaian pada 2019 yang mencapai Rp 205,5 triliun.
Sementara, kata dia, Google dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2021 memproyeksikan 2025 mendatang kontribusi ekonomi digital pada perekonomian Indonesia akan mencapai USD 124 miliar. “Optimisme tersebut tidak berlebihan,” tegasnya.
Sebab, lanjut Bamsoet, mengingat pertumbuhan investasi startup di Indonesia pada 2021 diperkirakan mencapai USD 4 miliar hingga USD 5 miliar, atau naik sekitar dua kali lipat dari 2020.

“Ditopang berlimpahnya jumlah pengguna internet, dari sekitar 400 juta pengguna internet di Asia Tenggara, sekitar 196 juta di antaranya berasal dari Indonesia,” lanjut Bamsoet.
Ketua umum Ikatan Motor Indonesia ini juga mengapresiasi dukungan pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah membangun jaringan backbone serat optik nasional Palapa Ring sepanjang 348.416 kilometer, mengelola enam satelit dan menyiapkan dua satelit baru, serta mendirikan 116.982 BTS (Base Transceiver Station).
Ditambah program Gerakan Nasional Siberkreas untuk pengembangan keterampilan pasar digital, program Digital Talent Scholarship bagi puluhan ribu penerima beasiswa, dan program Digital Leadership Academy untuk meningkatkan keterampilan digital tingkat advance.

“Tidak heran jika Indonesia menjadi tanah yang subur untuk pertumbuhan startup,” katanya.
Dia menjelaskan hingga awal Maret 2021, jumlah startup di Indonesia tercatat mencapai 2.219 unit, terbanyak kelima di dunia setelah AS, India, Inggris, dan Kanada.
Dari 2.219 startup tersebut, empat di antaranya masuk kategori unicorn yang mempunyai valuasi lebih dari USD 1 juta, dan satu decacorn yang mempunyai valuasi lebih dari USD 10 juta.
Ketua umum Asosiasi Rekanan & Distribusi (ARDIN) Indonesia ini mengingatkan, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
Mengingat dari 2.219 startup di Indonesia, mayoritas masih berdomisili di Pulau Jawa.

Ditambahmaraknya startup penjualan online (marketplace) yang justru malah menjadi gerbang masuk berbagai barang impor. Dia mengatakan patut mendukung langkah marketplace Shoppe melalui Sekolah Ekspor untuk melahirkan 500 ribu eksportir pada 2030, bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, KADIN, dan SMESCO.
“Ditambah adanya BSC Socio Digitechnopreneur Innovation Awards 2021, diharapkan bisa merangsang lebih banyak lahirnya startup yang menjadi gerbang ekspor bagi produk UMKM Indonesia,” pungkas Bamsoet.

(Red Irwan)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan