Paparan Publik Insidental PT ZEBRA NUSANTARA, TBK Mengembangkan Bisnisnya Melalui Digitalisasi Sistem

MediaPATRIOT – Jakarta,  PT Zebra Nusantara, Tbk. mengadakan paparan publik insidentil yang diadakan di Gedung Satrio Tower pada hari Selasa, 13 April 2021. Dalam paparannya, manajen PT Trinity Healthcare yang juga selaku pemegang saham pengendali PT. Zebra Nusantara, Tbk. memutuskan untuk memperlebar ekspansi bisnis yang menjanjikan. Dalam hal ini, PT. Trinity Healthcare melakukan akuisisi kepada PT. Zebra Nusantara, Tbk. dengan nilai total akuisisi sebesar 77.70% (tujuh puluh tujuh koma tujuh puluh persen) sampai dengan 1 April 2021.

Setelah dilakukan akuisisi oleh PT Trinity Healthcare terhadap kepemilikan saham ZBRA, kedepannya unit bisnis tersebut akan berubah scirmg mengikuti perkembangan bisnis yang dibutuhkan oleh masyarakat secara umum.

“Nantinya, perseroan akan mengakuisisi PT. Dos Ni Roha (DNR Corporation) dan anak-anak usahanya menjadi anak perusahaan PT. Zebra Nusantara Tbk. dibawah THC dengan kepemifikan 99% (sembilan puluh sembilan persen)” sambung Yogi Wibawa selaku Direksi PT. Zebra Nusantara. Tbk.

Bisnis dari perusahaan yang memiliki kode ZBRA di pasar bursa saham Indonesia ini akan melayani beberapa unit bisnis yang ada seperti distribusi logistik, healthcare, hingga sistem digital yang dibutuhkan di era teknologi ini lewat unit usaha DNR Corporation.

“DNR merupakan sebuah unit bisnis yang lengkap dan telah ditopang dengan kecanggihan system teknologi digital yang mumpuni guna menjawab tantangan kebutuhan yang semakin berkembang di seluruh Indonesia,” ujar Rudy Tanoesoedibjo selaku Direktur Utama PT Trinity Healthcare dan/atau Direktur Utama DNR ini.

Senada akan hal tersebut, unit bisnis dari DNR ini akan mengusung integrated end-to-end supply chain solutions. Konsep ini merupakan sebuah one stop solutions dimana dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dari hulu ke hilir secara cepat, lengkap, fleksibel dan moderen di dalam suatu platform digital.

Lewat diusungnya konsep tersebut, DNR yang telah menjadi bagian dari ZEBRA ini menjadi salah satu perusahaan yang memiliki unit bisnis yang lengkap dan mumpuni di Indonesia guna menjawab tantangan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat maupun keberlangsungan bagi berbagai unit bisnis yang ada.

“Kami hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia karena kami vakin mampu untuk menjadi unit bisnis yang lengkap dan menguntungkan pada saat ini,” ucap Rudy Tanosoedibjo.

Sejarah Perusahaan

– 8 Januari 1987 Perseroan didikan dan pada 28 Mei 1990, Perseroan merubah nama menjadi PT. Zebra Nusantara sekaligus melakukan penambahan modal dasar perseroan dan Rp8.000.000.000 menjadi Rp36.000.000.000 dan modal disetor sebanyak Rp4.964.400.000
– Dalam RUPS tanggal 11 Oktober 1998 Perseroan menyematkan status sebagai perusahaan “Terbuka” menjadi PT Zebra Nusantara, Tbk.
– Tahun 2005 Pada tanggal 10 Agustus 2005, Perseroan mendirikan anak perusahaan yang bemama Zebra Energi, yang bergerak dibidang usaha BBG (Bahan Bakar Gas).
– Tahun 2010 Perseroan melakukan “spin off” asset ke PT Zebra Energi khususnya asset yang berhubungan dengan pengelolaan BBG Proses spin off dilakukan dengan mengkonversi asset kedalam bentuk saham senilai Rp397.000.000 atau sebanyak 397 saham @ Rp1.000.000 sehingga saham Perseroan mengalami peningkatan menjadi 646 saham atau Rp646.000.000
– Tahun 2014 Perseroan melakukan Debt to Equity dengan menggunakan mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada PT. INFINITI WAHANA sebesar Rp30.070.021.006  dengan harga pelaksanaan transaksi sebesar Rp150  Jumlah saham baru yang diterbitkan sebanyak 200.466.807 lembar saham seri B dengan nilai nommal Rp100
– Tahun 2017 Perseroan tidak lagi mengoperasikan kegiatan usaha transportasinya dikarenakan keberadaan taksi daring/ taksi online membooming, sehingga keberadaan taksi reguler meredup.

Kondisi Usaha Perseroan

Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi umum berupa taksi Perkembangan usaha dalam bidang transportasi mengalami penurunan seiring dengan berkembangnya teknologi yang memfasilitasi armada taksi online yang menggerus pangsa pasar taksi konvensional. Kondisi demikian, menyebabkan perseroan tidak lagi mengoperasikan armada taksinya.
Seiring dengan waktu, perseroan kemudian mengembangkan usahanya ke bidang usaha energi melalu anak usaha PT Zebra Energi Upaya untuk pengembangan usaha dalam bidang ini, dilakukan oleh manajemen dengan harapan perseroan akan mendapatkan imbal hasil dan investasi yang ditanamkan.
Pada Tahun 2021, menjadi tonggak waktu baru bagi perseroan, dengan beralihnya kepemilikan dan perseroan kepada pengendali baru tentunya membawa harapan baru terhadap perkembangan usaha dan perseroan. Bidang usaha yang dijalankan oleh anak usaha dan pengendali baru, akan menambah kontribusi laba bagi perseroan dan memberikan nilai tambah bagi perseroan. Bidang usaha berupa logistik, distribusi dan pengembangan teknologinya akan menjadi bagian dan portofolio perseroan.

Perubahan Pengendali Perseroan

Sejak 9 Maret 2021, PT. Trinity Healthcare telah menjadi pengendali baru dari Perseroan, setelah PT. Infinti Wahana bersepakat untuk mengalihkan saham atas perseroan kepada PT. Trinity Healthcare.
Sehubungan dengan perubahan pengendakan tersebut, pada tanggal 10 Maret 2021, PT Trinity Healthcare sebagai Pengendali Baru telah mengumumkan pengambilalihan Perseroan melalu situs web BEI dan surat kabar Investor Daily Sebagai wujud dan pelaksanaan aturan atas pengambialihan Perseroan, pengendali baru telah menyampaikan teks pengumuman Rencana dan Pernyataan Penawaran Tender Wajb kepada OJK sesuai dengan POJK 9/2018.
Kemudian, Direksi Perseroan pada tanggal 24 Maret 2021, menyampaikan rencana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) dan Rapat Umum Pemeyang Saham Luar Biasa (“RUPSLB”) (Surat Pemberitahuan RUPS”), dengan salah satu agenda RUPSLB adalah persetujuan stas rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) kepada para pemegang saham yang akan dilakukan oleh Perusahaan Sasaran (“PMHMETD”), yang dengan demikian mengubah Pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan.
Pada tanggai 1 April 2021, Bpk Rudy Tanoesoedibjo, setaku direktur utama, dan melalui PT Trinity Healthcare telah mengendalikan 77,7% dari saham perseroan.

Rencana HMETD II

Sebagamana yeng telah disampaikan sebelumnya, Perseroan akan melaksanakan PMHMETD II, di mana dalam PMHMETD II tersebut, PT Trinity Healthcare (“THC”) selaku pemegang saham pengendali Perseroan bersama dengan PT European Hospital Development (“EHD”), PT Jadegreen Eautiss (“JGE”) dan PT Hokstic Ventures (“HV”) (secara bersama-sama disebut “Pemegang Saham DNR”) akan mengambil bagian atas saham baru Perseroan dengan melekukan penyetoran modal dalam bentuk lain berupa saham (inbreng saham) sebanyak 99% (sembilan puluh sembilan persen) dan seluruh saham yang telah didapatkan dan disetor penuh dalam PT Dos Ni Roha (“DNR”) secara proporsional sesuai dengan persentase kepemilikan sahamnya dalam DNR.
Sebelum maupun sesudah PMHMETD II tersebut, THC akan tetap berkedudukan sebagai pemegang saham pengendali Perseroan secara langsung maupun DNR secara tidak langsung. Dengan demikian, aksi korporasi yang akan dilakukan oleh Perseroan tidak akan menyebabkan terjadinya perubahan pengendali terhadap Perseroan maupun DNR secara tidak langsung.
Perseroan berencana melakukan PMHMETD II dengan mengeluarkan sejumlah saham sebanyak-banyaknya 3.424.522.036 (tiga milyar empat ratus dua puluh empat juta lima ratus dua puluh dua ribu tiga puluh enam)

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

– Pendapatan Usaha Bersih : 14.697.201.356 (2020)   15.703.030.253 (2019)

– Beban Langsung : 12.177.966.715 (2020)     12.184.011.538 (2019)

Laba Kotor : 2.519.234.641 (2020)     3.519.018.715 (2019)

Beban Usaha : 4.170.906.001 (2020)     3.767.689.011 (2019)

Rugi Usaha : -1.651.671360 (2020)     -248.670.296 (2019)

Pendapatan (Beban) Lain-lain : -703.056.983 (2020)     -1.190.769.466 (2019)

Rugi Sebelum Pajak = -2.354.728.343 (2020)     -1.439.439.762 (2019)

Beban Pajak Penghasilan = 726.318.357 (2020)     445.148.568 (2019)

Penghasilan Komprehensif = 91.088.406 (2020)     -244.784.287 (2019)

Jumlah Rugi Komprehensif Tahun Berjalan = -1.537.321.579 (2020)     -1.239.075.481 (2019)

Laporan posisi keuangan – 1

Aset :
Aset Lancar :
– Kas dan setara kas : 298.567.300 (2020)     151.482.735 (2019)
– Piutang usaha : 870.063.347 (2020)     740.813.066 (2019)
– Persediaan : 33.936.622 (2020)     39.156.208 (2019)
– Biaya Dibayar Dimuka : 18.197.005 (2020)     44.228.868 (2019)
Jumlah Aset Lancar :

Aset Tidak Lancar :
– Aset Tetap – Bersih : 3.580.623.612 (2020)     3.439.517.925 (2019)
– Aset Pajak Tangguhan : 1.884.798.643 (2020)     1.162.353.227 (2019)
Jumlah Aset Tidak Lancar : 5.465.422.255 (2020)     4.601.871.152 (2019)

Jumlah Aset : 6.686.186.529 (2020)   5.577.552.029 (2019)

 

(Red Irwan)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan