Penulis : Abdul Jamil Al Rasyid (Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang Angkatan 19)
Mengakui adalah suatu hal yang sulit dikerjakan, mengakui tentu menyerahkan diri atas segala perbuatan yang dilakukan, biasanya perbuatan ini tentang sifat tercela contohnya mencuri, membunuh dan lain-lain. Setiap orang tentu susah untuk mengakui bahwa dia itu maling, misalnya karena ketika kita mengaku maka nama kita akan bobrok, buruk dan dicap oleh orang banyak tidak baik. Penyerahan diri disini tentunya merupakan sebuah pertanggung jawaban atas apa yang telah dibuat. Ketika kita berbuat yang tidak baik, maka kita harus bertanggung jawab atas perbuatan kita. Kesalahan adalah kekeliruan yang dibuat oleh seseorang dan tidak sesuai dengan etika, adat istiadat beserta budaya. Ketika hal ini dilakukan maka semua orang menyorot pada kita. Kesalahan tentu lumrah terjadi pada diri seseorang. Tidak ada orang yang tidak pernah salah diatas dunia karena setiap manusia tentu memiliki salah. Baik terhadap orang lain. Maupun terhadap tuhannya. Kesalahan tentu terbagi dua yang pertama kesalahan terhadap Tuhan kita. Kesalahan ini tentu tidak diketahui oleh semua orang tetapi diketahui oleh orang lain. Contohnya ketika kita melanggar aturan agama kita, bertentangan dengan Tuhan kita maka ini adalah sebuah kesalahan. Kita tentu patuh dan diikat oleh aturan agama. Maka ketika kita melanggar aturan agama itu adalah kesalahan kita sendiri. Cara yang paling tepat untuk mengakui kesalahan kita terhadap tuhan kita adalah dengan cara berataubat. Ketika kita bertaubat Tuhan kita akan menerimanya asalkan kita memang sungguh-sunggub untuk berataubat. Ketika tidak sungguh-sungguh, setelah taubat diulangi lagi maka hal ini tentu bisa saja membuat Tuhan kita marah terhadap kita. Apabila Tuhan kita marah, maka kita akan dicap oleh dia. Hati-hatilah kita sebelum kita dicap oleh Tuhan kita. Kesalahan yang kedua tentunya kesalahan terhadap orang lain. Kesalahan ini terjadi karena kita sendiri yang membuatnya. Misalnya kita telah salah kepada seseorang yang mencintai kita. Maka membuat orang tersebut membenci kita, marah terhadap kita. Hal ini sudah lumrah terjadi karena dengan hal tersebut bisa saja orang itu terlalu mencintai kita, bisa saja orang tersebut terlalu benci akibat rasa cintanya kepada kita. Kesalahan yang kita buat tentu kita sadari maka hal ini juga ada caranya agar kesalahan itu tidak membuat masalah menjadi besar. Cara yang paling ampuh adalah ketika kita minta maaf kepada orang itu, kita akui kesalahan kita. Ketika dia tidak bisa menerima kita. Maka jang kita bersedih karena itu adalah hukuman yang setimpal dengan apa yang telah kita perbuat terhadap orang yang bisa memafkan kita. Orang yang baik tentu bisa dilihat maukah dia mengakui kesalahan dia atau dia sengaja berpura-pura tidak salah. Tentu kita diatas dunia mau menjadi orang yang baik, orang yang baik dimata Tuhan maupun orang yang baik dimata manusia lain. Ketika orang sudah menilai kita jahat maka perbaiki perilaku kita. Akui kesalahan kita yang sudah berlalu. Karena tidak semua orang mau mengakui kesalahannya karena semakin besar orang maka kepalanya semakin keras. Maksudnya ketiak orang sudah dewasa maka berubah itu sudah sulit dilakukan, apalagi mau mengakui kesalahan. Untuk itu kita hidup diatas dunia tidak luput dari kesalahan. Maka akuilah kesalahan kita, karena jarang orang yang mau mengakui kesalahan dan hanya mau menang sendiri. Ketika sifat egois dalam diri seseorang itu ada, maka berpikirlah bahwa ketika kita salah, akui saja jangan pernah egois dan juga keras kepala. Karena hal ini bisa saja menambah masalah kita, bukan memperkecil masalah kita. Oleh karena itu orang yang baik adalah orang yang mau mengaku dirinya salah. Segala konsekuensinya dia yang bertanggung jawab. Itu susah dilakukan apabila kita tidak benar-benar berpikir.
Penulis adalah Abdul Jamil Al Rasyid Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Sumatera Barat Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek….