Kota Bekasi, MPI
Perhatian masyarakat Kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, tercurah pada kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan yang digelar, Kamis (20/1). Rasa optimis dan cemas nampaknya bercampur di hati masyarakat, terkait usulan program pembangunan yang mereka ajukan dalam wadah penjaringan aspirasi ini, apakah akan terealisasi atau tidak.
Musrenbang Kelurahan Ciketingudik dihadiri anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PKS Alimudin dan Camat Bantargebang Warsim Suryana. Sementara peserta Musrenbang terdiri dari pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), serta pengurus RT dan RW yang ada di wilayah Kelurahan Ciketingudik.
Ketika diajak berbincang seusai kegiatan, Ketua LPM Ciketingudik Salim Samsudin mengatakan masyarakat menaruh harapan besar terhadap kegiatan Musrenbang ini sebagai wadah untuk merealisasikan usulan-usulan program pembangunan yang dibutuhkan lingkungan. “Semoga seluruh usulan yang sudah dirumuskan dalam Musrenbang ini dapat terealisasi di tahun 2023, karena sudah menjadi skala prioritas yang dibutuhkan lingkungan masyarakat,” ungkapnya.
Salim mengungkaokan pihaknya bersama stakeholder yang ada di lingkungan Kelurahan Ciketingudik akan terus mengawal seluruh usulan masyarakat, melalui kegiatan Musrenbang tingkat Kecamatan Bantargebang dan Kota Bekasi nanti. “Kita akan terus kawal, agar usulan yang sudah disuarakan masyarakat tidak dicoret atau hilang dalam draft rencana pembangunan tahun 2023,” tegas dia.
Lebih lanjut Salim mengingatkan kembali tiga usulan skala prioritas yang beberapa waktu lalu sudah dua kali ditinjau Wali Kota Bekasi yang kala itu masih dijabat H Rahmat Effendi. Ketiga usulan tersebut adalah perluasan makam tradisional Manisin di RW 07, pembuatan sodetan dari Jalan PP menuju Kali Cileungsi, pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) dan gedung serbaguna.
Salim memaparkan setiap usulan yang disampaikan masyarakat pasti memiliki manfaat vital bagi lingkungan, terutama yang terdampak oleh TPST Bantargebang. Karenanya, Salim sepakat dengan harapan masyarakat agar ketiga usulan tersebut menjadi skala prioritas untuk bisa direalisasikan.
“Terkait perluasan makam Manisin memang masih dikelola secara tradisional tapi sudah tertata apik. Nah, saat ini kondisi lahannya sudah penuh sehingga perlu adanya perluasan areal karena memang mayoritas masyarakat Ciketingudik jika meninggal dunia akan dimakamkan di makam Manisin, tidak dimakamkan di TPU Padurenan,” ulas Salim.
Sementara terkait pembuatan sodetan, Salim menyatakan hal ini merupakan bagian dari upaya penanggulangan bencana banjir yang bisa saja terjadi ketika musim hujan tiba. “Saat ini masih mengandalkan folder air yang berfungsi menampung debit air yang tinggi saat musim hujan. Namun seiring pesatnya pembangunan dan berkurangnya areal resapan air, masyarakat tetap khawatir folder air yang ada tidak mampu lagi mrnampung curahan air hujan sehingga air tetap meluap ke lingkungan masyarakat, makanya masyarakat meminta solusi lain, yakni pembuatan sodetan yang bisa menjadi arah jalan air menuju Kali Cileungsi,” jelasnya.
Begitu juga dengan pembangunan sarana BLK dan gedung serbaguna yang diyakini Salim memberikan manfaat langsung untuk masyarakat Ciketingudik. “Setidaknya masyarakat disini menerima manfaat lain, bukan hanya menerima dana kompensasi, tapi juga ada upaya untuk peningkatan sunber daya manusia melalui pelatihan kerja sehingga layak untuk disalurkan ke perusahaan-perusahaan yang beroperasional di wilayah Kelurahan Ciketingudik,” katanya.
Salim lalu berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi tetap memberikan perhatian terhadap kebutuhan masyarakat. “Makanya masyarakat sangat berharap usulan-usulan mereka yang tertampung dalam Musrenbang tingkat kelurahan bisa lolos dalam Musrenbang tingkat Kecamatan Bantargebang dan Kota Bekasi, sehingga bisa terealisasi untuk tahun 2023,” pungkasnya. (Mul)