Jurnalis Senior Efrain Katakan, Wajar Agus Flores Jadi Menteri ESDM, Karena Tiang Penyangga IKN Di Sulteng

MediaPATRIOT – *Jakarta* , Bagi Wartawan Senior Efraim Limbong Tidak Asing lagi dengan nama Agus Flores karena sering dibicarakan di warung kopi, bukan karena dirinya Aktivis Lingkungan yang memiliki Kedekatan dengan Presiden Republik Indonesia Ir. Jolwidodo, akan tetapi Sosok Pengacara Jakarta Merupakan Putra Sulteng tersebut sangat tepat jadi Menteri.

Bagi Efraim , Agus Flores termasuk Tokoh Nasional asli Sulawesi Tengah ,. Punya pengaruh kuat di Sulteng, terutama para Pengusaha Pengusaha Tambang Ilegal, karena Agus dianggap Roh Penyelamat Hutan dan Lingkungan di Daerah Di Bumi Khatulistiwa Sulawesi Tengah ini .

Lanjut Efraim, Bahwa Jika Agus dipercayakan sebagai Menteri ESDM, bisa jadi Pertambangan Tanpa Izin (PETI ) Seluruh Indonesia tidak lagi beroperasi.

Terbukti 2 Wilayah Tambang PETI di Indonesia di TUTUP, gara gara ide Gila yang sering disampaikan kepada RI 1, bahkan gara gara Ide seorang Ketua LBH ini, membuat Menteri ESDM sekarang susah tidur, karena harus menghadapi Laporan Agus kepada Jokowi, terhadap Kinerja ESDM.

Aguspun dikenal juga Tokoh Sentral Bhineka Tunggal Ika yang dikenal suku Dayak, dan Organisasi Hercules sebagai Sosok Pemuda yang memiliki Kreatifitas dan karya karya yang hebat, salah satu Terobosannya wilayah PETI Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah ditutup Total .

Apalagi dengan Dengan dukungan Ribuan wartawan 34 Provinsi yang memiliki Visi Misi yang sama di Wadah Fast Respon, dianggap sangat tepat memimpin Kementerian ESDM.

Terbukti dimana saja berada Pengacara Agus Flores yang juga Wartawan Senior ini, pasti berjumpa dengan Para Jurnalis untuk diskusi terkait permasalahan daerah.

Aguspun menurut Efraim dianggap banyak memiliki ide gila, salah satunya Pilar pengawasan Tambang dengan melibatkan ribuan Wartawan seluruh Indonesia.

” Wajar kalau Agus Flores jadi Menteri ESDM, karena Tiang Penyangga IKN ada di Sulteng, khususnya Material Golongan C,” tegas Ketua Wilayah Pewarna Sulawesi Tengah itu. Red Irwan