MediaPATRIOT – Jakarta, 22 Februari 2022 – Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Bersama Perpustakaan Nasional Indonesia mengadakan Seminar Nasional Dengan Tema “Kepahlawanan H.B Jassin Mencerdaskan Bangsa” di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta pada hari Selasa, 22 Februari 2022 dengan menerapkan Protokol Kesehatan 5 M yang sesuai dengan aturan Pemerintah Pusat.
Dalam agenda Seminar Nasional tersebut hadir juga beberapaToko dari Gorontalo maupun Masyarakat Jakarta yaitu :
-1. Rusli Habibie (Gubernur Gorontalo)
-2. Marten Taha (Walikota Gorontalo)
-3. M. Nazzanudin (Kadis Sosial Prov. Gorontalo)
-4. Iskhak N. Toma (Sekda Kabupaten Bonebolango)
-5. Zain Badzeber (Tokoh Nasional)
-6. Helman Manay (Sejarahwan UNG)
-7. Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta)
-8. Prof. Dr. Taufik Abdullah (Sejarawan AIPIN)
-9. Wahyu Haryadi (Kepala Dinas Perpustakaan & Kearsipan DKI Jakarta)
-10. Nirwan Dewanto (Sastrawan)
-11. Sunu Wasono (Universitas Indonesia)
Dalam kata sambutan Marten Taha sebagai Walikota Gorontalo di acara Seminar Nasional tersebut, beliau berbicara tentang sosok H. B. Jassin, bahwa :
” Perjuangan saat ini adalah memperjuangkan H.B. Jassin menjadi pahlawan nasional karena jelas perjuangannya melawan penjajahan secara substantif dianggap sebagai pahlawan. Tetapi ini Beda karena H. B. Jassin berjuang dalam sepi dan berkarya dalam sunyi karya-karyanya yang luar biasa. Maka oleh karena itu kita juga berjuang dalam sunyi perjuangkan H. B. Jassin agar bisa diberikan gelar Pahlawan Nasional.
Saya kenal H.B. Jassin melalui keponakannya yang menjadi guru bahasa Indonesia saya jadi H. B. Jassin sudah terkenal dari dulu. orang yang berjuang melalui kritik kata-kata bisa menjadi orang besar. Kepahlawanan H. B Jassin ini untuk menghargai karya-karya besarnya yang telah dipersembahkan untuk Indonesia bahkan dunia.
Kita nobatkan beliau sebagai orang yang sangat berjasa di dalam kesusastraan Indonesia, pendokumentasian sastra Indonesia, dan menjadi salah satu pusat penelitian yang terlengkap sastra Indonesia sampai saat ini. Maka H.B. Jassin patut untuk diangkat sebagai pahlawan National. Kontribusi H.B Jassin dalam memajukan kesusastraan dan budaya Indonesia itu sangat berjasa sekali. Beliau berhasil menempatkan kesusastraan Indonesia menjadi salah satu tonggak peradaban bangsa.
Kemudian yang sangat fenomenal dari beliau yaitu selalu kegiatan menulis desain, puisi prosa dan kritik sastra yang bersifat edukatif dan inspiratif dan inspiratif bagi yang lain. Sepanjang hidupnya H.B. Jassin telah beberapa kali mendorong kemajuan sastra kemudian besarnya perhatian beliau terhadap perkembangan kesusastraan Indonesia yang sesuai catatan kami berkat jasa H.B. Jassin hingga saat ini PDS terus berkembang dalam sastra Indonesia. Tulisan-tulisan tercatat sampai tahun 2003-2009. PDS itu adalah Yayasan tapi dia menginduk ke Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan mereka memberikan keleluasaan kepada kami, kalau bisa PDS dipindahkan ke Gorontalo, ” tutupnya.
Begitu juga M. Nazzanudin sebagai Kadis Sosial Prov. Gorontalo menyampaikan lewat wawancara bersama Wartawan Cetak & Online mengenai sosok H. B. Jassin, yaitu :
“Target kita yang mana Bapak H. B. Jassin menjadi pahlawan nasional itu target kita. Karya-karya beliau yang monumental bahwa ini bukan hanya diakui di Gorontalo, beliau secara nasional dan dunia sebagaimana apa yang disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Jadi Allhamdulillah bahwa H. B. Jassin yang selama ini mungkin tidak dikenal dari manapun bahwa H. B. Jassin dari Gorontalo membuktikan perjuangan-perjuangannya yang berjiwa nasionalisme melalui banyak tulisan Sastra di zaman Perang Kemerdekaan.
Dari karya-karya beliau, karena kami melihat bahwa ada di tahun 2021 itu salah satu pahlawan diberi gelar pahlawan dari sastra juga diusulkan oleh DKI Jakarta. Melihat itu bahwa apa yang dikerjakan Ismail Marzuki itu sama persis dengan karya-karya H. B. Jassin. Kalau nama jalan dan bangunan ada terpatri. Sekarang kebetulan ada dibangun lagi perpustakaan Provinsi yang diresmikan oleh Kepala Perpustakaan di Gorontalo. Allhamdulillah itu sudah ada terpatri.
Saya juga heran orang Gorontalo, orang daerah tapi herannya kok ada perpustakaan ada yang sebesar ini tetapi begitu ramainya orang baca. Tentunya di daerah-daerah juga manakala ada fasilitas yang representatif pasti nantinya akan sama dengan generasi yang ada di Jakarta ini untuk bisa membaca.
Terkait dengan optimistis pemberian penghargaan gelar Pahlawan Nasional untuk H. B. Jassin, biasanya penganugerahan itu bertepatan dengan hari Pahlawan di bulan November dan kita berharap kalau penetapannya Insya Allah pada tahun ini 2022 di bulan November bisa kita terima sekalian dan itu penobatannya biasanya di Istana Negara, ” tutupnya.
Sekilas Sejarah Tokoh Nasional Sastrawan “Hans Basgue Jassin”
Hans Bague Jassin atau yang biasa dipanggil HB Jassin adalah pengarang, penyunting, cendekiawan, dan kritikus sastra berdarah Gorontalo.
Ia juga mendirikan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin pada 28 Juni 1976, yang dibantu oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta di Taman Ismail Marzuki. Di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin tersimpan arsip-arsip kesustraan nasional Indonesia maupun internasional dari berbagai sumber.
Berkat kiprahnya di bidang sastra, Jassin dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia.
Ia adalah putra dari Bague Mantu Jassin, seorang pegawai Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), sebuah perusahaan minyak kolonial Hindia Belanda. Ibunya bernama Habiba Jau.
Pada 1932, Jassin menyelesaikan pendidikan pertamanya di HIS Gorontalo dan kemudian melanjutkan pendidikan di HBS Medan, tamat tahun 1938.
Kemudian, sekitar tahun 1953, Jassin melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah di Universitas Indonesia Fakultas Sastra. Sewaktu kuliah, Jassin sempat bekerja sebagai dosen luar biasa untuk mata kuliah Kesustraan Indonesia Modern pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Setelah itu, tanggal 15 Agustus 1957, Jassin berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan gelar sarjana.
Pada masa kolonial, karya-karyanya dimuat di beberapa majalah, seperti Volksalmanak, Pandji Poestaka, dan Pujangga Baru.
Pasca-kemerdekaan Indonesia, karyanya mulai dimuat di Merdeka dan Pantja Raja.
Setelah itu, HB Jassin mulai berkiprah di bidang kritik sastra.
Umumnya, kritik yang dikembangkan HB Jassin bersifat edukatif dan apresiatif, serta lebih mementingkan kepekaan dan perasaan daripada teori ilmiah sastra.
Salah satu dukungan yang diberikan melalui kritik sastra adalah ketika ia membela penyair Chairil Anwar yang dituduh sebagai plagiat melalui bukunya bertajuk Chairil Anwar Penyair Angkatan 45. Sejak saat itu, HB Jassin dianggap sangat berpengaruh dalam dunia sastra.
Berkat pengaruhnya dalam bidang sastra Indonesia, tahun 1965, HB Jassin dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia oleh budayawan Gayus Siagian.
Tetapi pada tahun 1996, kondisi kesehatan Jassin mulai menurun karena stroke dan pada akhirnya H. B Jassin kemudian meninggal di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta tanggal 11 Maret 2000. Maka atas jasa-jasanya di bidang Sastrawan terhadap Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, berharap seluruh Masyarakat Gorontalo pada hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022, Presiden Jokowi Memberikan Gelar Pahlawan Nasional untuk H. B. Jassin seorang Tokoh Pejuang Sastrawan dari Gorontalo.