Puncak Jaya, – Upacara bakar batu merupakan upacara ritual secara turun menurun dari berbagai suku di Pegunungan Papua, termasuk warga kampung Wosilimo suku Dani di lembah Baliem dengan cara memasak bersama yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada pemberi kehidupan atas karunia yang telah diberikan. Bakar batu juga sebagai sarana ajang saling mempererat persahabatan sesama etnis di Papua, seperti menyambut kebahagiaan atas kelahiran, kematian, bahkan sarana untuk penyelesaian masalah.
Menurut Kepala Penerangan Kodam III/Slw saat dihubungi di Kantor Pendam III/Slw, Jln Aceh 69 Bandung, Senin (06/06/2022), Bakar batu dilakukan di Pos Ramil Illu bersama masyarakat Distrik Illu,berlangsung pada Sabtu (4/6/2022) kemaren, hal itu dilaksanakan dalam rangka menjalin kekerabatan antar warga masyarakat, pejabat Pemerintahan Daerah, dan TNI AD.
“Kegiatan bakar batu tersebut atas dasar laporan Dansatgas Satuan Organik Yonif R 301/PKS Letkol Inf Mohammad Syaifuddin Fanany, dalam laporannya untuk penyelesaian masalah yang terjadi pada tahun 2018 silam,” ujarnya.
Lanjut Kapendam, Satgas Satuan Organik Yonif Raider 301/PKS bersama masyarakat Papua setempat melaksanakan kegiatan gotong royong, bahu membahu dan saling membantu dalam rangka menyiapkan kegiatan adat tersebut, kendatipun memiliki latar agama, bahasa, warna kulit yang berbeda, namun satu dalam pikiran mereka yaitu bangsa Indonesia.
Dalam penyelesaian masalah antara warga pada tahun 2018 lampau, yang difasilitasi oleh Dansatgas Satuan Organik Yonif R 301/PKS, dihadiri langsung Wakil Bupati Puncak Jaya Denias Gelei, dan tokoh adat Distrik Illu. Wakil Bupati Puncak Jaya Denias Gelei menyambut baik atas kebersamaan warga masyarakatnya dengan TNI AD dalam hal ini dari Yonif R 301/PKS dengan digelarnya kegiatan bakar batu yang bertujuan menyelesaikan masalah.
“Luar biasa bentuk kebersamaan warga kami dengan anggota Satgas Satuan Organik Yonif Raider 301/PKS, kami sangat berterimakasih atas segala bantuan Bapak-Bapak TNI yang selalu membantu masyarakat kami,” ujar Wakil Bupati pada saat itu.
Senada dikatakan Dansatgas Letkol Inf Mohammad Syaifuddin Fanany, S.H., M.I.P. menjelaskan, “Perdamaian bukanlah kesatuan dalam kesamaan tetapi kesatuan dalam keragaman dan kemampuan kita untuk mencapai kesatuan dalam keragaman akan menjadi keindahan dan ujian peradaban kita, oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab kita untuk tetap menjaga dan melestarikannya sebagai kekayaan budaya dan Identitas bangsa,” ungkapnya. (Pendam III/Siliwangi).