Kota Bekasi, MPI
Sebanyak 200 peserta dari kalangan kader PKK, Posyandu, dan tokoh masyarakat mengikuti sosialisasi pencegahan Stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi, yang digelar di Aula Kantor Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Kamis (23/6). Kegiatan bertajuk Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus ini dilaksanakan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Sejumlah narasumber yang hadir, yaitu Indra Murty Surbakti selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan BKKBN RI, Irfan Indriastono selaku Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Jawa Barat, dan Marisi selaku Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi. Selain itu juga terlihat hadir Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Bekasi Huda Sulistio, dan aparatur penerintahan dari Kelurahan Margamulya dan Kantor Kecamatan Bekasi Utara.
Sosialisasi berjalan menarik dan dirangkai dengan dialog interaktif. Bahkan bagi para peserta yang beruntung akan menerima beragam hadiah hiburan menarik berupa perangkat elektronik rumah tangga hingga sepeda gunung.
Memulai pemaparannya, Dra Hj Wenny Haryanto, SH menjelaskan pada Januari 2021 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas antara Presiden dengan BKKBN. Rapat Terbatas ini membahas upaya penurunan angka Stunting yang ditargetkan mencapai 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Wenny kemudian memaparkan tentang Stunting yang merupakan suatu kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama. “Anak yang menderita stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya, tapi itu beda dengan kerdil yang disebabkan oleh kelainan genetik. Selain itu, anak juga mengalami keterlambatan dalam berfikir,” ulas Wenny Haryanto yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok.
Wenny menambahkan, penyebab umum stunting adalah akibat asupan gizi makanan yang kurang, sejak dalam kandungan, hingga terlihat pada saat anak berusia 2 tahun. “Kita sebagai orang tua bisa melihat atau mencermati beberapa gejala stunting,” katanya.
Selain memaparkan gejala-gejala stunting. Wenny Haryanto juga memberikan tips kepada para peserta yang hadir untuk mencegah terjadinya gagal pertumbuhan pada anak. “Salah satunya adalah ketika ibu sedang hamil, berikan tablet penambah darah, karena ibu-ibu yang sedang hamil sangat memerlukan zat besi untuk bayinya,” ulas Wenny.
Selanjutnya, tambah Wenny, berikan ibu hamil nutrisi yang lengkap, misalnya dengan rutin mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur Empat Sehat Lima Sempurna. “Lalu ketika bayi sudah lahir, berikanlah imunisasi dasar secara lengkap, agar bayi kita memiliki kekebalan tubuh,” imbuhnya.
Selain itu, sang ibu juga harus memberikan ASI (Air susu ibu) Eksklusif untuk bayinya hingga bayinya berusia 6 bulan. “Jangan dengan susu kaleng, buah-buahan atau makanan padat, cukup berikan ASI saja, bagi ibu-ibu yang ASInya lancar dan bagus” tegasnya.
Wenny mengingatkan para ibu-ibu agar terus memantau pertumbuhan anak. “Jangan malas untuk memantau pertumbuhan anak, tiap bulan bawalah anak ke Posyandu atau Puskesmas untuk ditimbang badannya, diukur tinggi badannya dan diukur lingkar kepalanya,” katanya.
Karena itu, Wenny menghimbau kepada para peserta agar mencermati sosialisasi ini sehingga bisa disosialisasikan lagi kepada masyarakat. “Kita semua harus bekerja keras dan bahu-membahu demi kesehatan anak-anak kita, agar menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, sehat dan handal,” pungkasnya. (Mul)