Stunting di Kota Bekasi Turun Drastis, Wenny Haryanto Tebar Pujian

Kota Bekasi, MPN
Upaya pemerintah untuk menurunkan jumlah penderita Stunting mulai berbuah manis. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah penderita Stunting di beberapa daerah, termasuk di Kota Bekasi.

Kabar menurunnya jumlah Stunting ini tersiar saat Sosialisasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus yang digelar anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jumat (14/10). Sosialisasi yang dilaksanakan di wilayah Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, ini diikuti sekitar 150 orang peserta dari kalangan penyuluh KB, kader Posyandu, dan tokoh masyarakat setempat.

Hadir sebagai narasumber, yakni Martin Suanta selaku Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB pada BKKBN RI, Wahidin selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat (Jabar), dan Marisi selaku Kepala DPPKB Kota Bekasi.

Selain itu juga hadir Ketua Kadin Indonesia Kota Bekasi Huda Sulistio, perwakilan dari Kantor Kecamatan Bantargebang, Ketua LPM Cikiwul Tholib S. Hidayat, dan segenap tokoh masyarakat setempat. Seperti biasa, kegiatan ini juga dirangkai dengan pemberian hadiah hiburan atau doorprize berupa aneka peralatan elektronik dan doorprize utama berupa satu unit sepeda gunung.

Sebelum menyampaikan pemaparannya, Dra Hj Wenny Haryanto, SH menyempatkan memberikan pujiannya terhadap penurunan jumlah Stunting di Kota Bekasi. Menurutnya, hasil ini berkat kerja keras dan upaya yang dilakukan DPPKB Kota Bekasi secara berkesinambungan.

“Hari ini, Stunting di Kota Bekasi telah menjadi 13,8 persen, dari target 14 persen. Artinya sudah berada di bawah target yang ditentukan,” kata Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok.

Bahkan Wenny juga mengungkapkan kabar baik tentang penurunan Stunting di Kota Depok yang juga menjadi bagian Dapil Jabar VI. “Kota Depok juga mengalami penurunan jumlah Stunting menjadi 12,3 persen,” ungkapnya.

Wenny kembali mengingatkan pentingnya upaya bersama antara pemerintah dengan segenap stakeholder untuk bahu-membahu mencegah adanya Stunting di Tanah Air. Upaya ini, imbuhnya, sebagai persiapan menghadapi bonus demografi yang akan dijelang Indonesia pada tahun 2045 mendatang.

“Bangsa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045 mendatang, ketika mayoritas masyarakat berada dalam usia produktif yakni antara usia 15 hingga 64 tahun. Nah jangan sampai ancaman Stunting menjadi kendala bagi bangsa kita saat menghadapi bonus demografi ini,” papar Wenny.

Karenanya Wenny berharap adanya sosialisasi ini memberikan wawasan bagi kalangan masyarakat untuk memahami sekaligus mencegah adanya Stunting. “Tentu bangsa kita berharap adanya bonus demografi nanti bisa memberikan berkah yang bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini, tanpa terkendala adanya Stunting di Tanah Air,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan