Menuju Zero Stunting, Wenny Haryanto: Tanpa Stunting, Bonus Demografi Jadi Berkah

Kota Bekasi, MPN
Pemerintah menaruh harapan besar menjelang bonus demografi pada tahun 2045 mendatang. Harapan ini selaras dengan upaya pemerintah dalam rangka mengatasi segala permasalahan yang bisa menjadi hambatan Bangsa Indonesia menikmati bonus demografi, termasuk masalah Stunting.

Salah satu upaya dilakukan melalui Sosialisasi Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus yang dilaksanakan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Senin (17/10). Sosialisasi yang dilaksanakan di wilayah Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, ini diikuti sekitar 200 orang peserta dari kalangan petugas penyuluh KB, kader Posyandu, TP PKK, dan tokoh masyarakat setempat.

Hadir sebagai narasumber, yakni Zamhir Setiawan selaku Direktur Akses Pelayanan KB BKKBN RI, Wahidin selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Marisi selaku Kepala DPPKB Kota Bekasi. Selain itu juga terlihat hadir dalam sosialisasi ini, antara lain anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi Golkar Uri Huryati, dan Ketua Kadin Indonesia Kota Bekasi Huda Sulistio.

Dalam sosialisasi ini, Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH kembali menegaskan kembali mengenai bonus demografi yang akan dijelang Indonesia tahun 2045. “Saat bonus demografi pada tahun 2045 nanti, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, yakni antara usia 15 sampai 64 tahun,” ungkap Wenny Haryanto mengawali pemaparannya.

Lebih lanjut, Wenny mengungkapkan program pemerintah dalam rangka menekan jumlah penderita Stunting di Tanah Air. “Bonus demografi itu akan terancam gagal kita raih apabila Stunting tidak dikendalikan, dan akibatnya Indonesia akan gagal meraih tahun keemasannya di tahun 2045 nanti,” ulas Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan Jabar VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok ini.

Upaya penurunan Stunting ini, lanjut Wenny, dimulai pada Januari 2021 saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas rapat terbatas antara Presiden dengan BKKBN. “Dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi saat itu, BKKBN diberikan tugas sebagai Ketua Penanganan Stunting, yang targetnya di tahun 2024 nanti harus mencapai 14 persen,” ungkapnya.

Lebih lanjut Wenny kemudian memaparkan tentang Stunting kepada seluruh peserta sosialisasi. Menurut Wenny, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama sejak bayi pertama kali dibuahi sampai berusia 2 tahun.

Wenny menambahkan, penyebab umum Stunting adalah akibat asupan gizi makanan yang kurang, sejak dalam kandungan, hingga terlihat pada saat anak berusia 2 tahun. “Kita sebagai orang tua bisa melihat atau mencermati beberapa gejala Stunting serta bagaimana cara mencegahnya,” katanya.

Terkait pencegahan, Wenny lalu memberikan tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya gagal pertumbuhan pada anak. “Salah satunya adalah ketika ibu sedang hamil, berikan tablet penambah darah, karena ibu-ibu yang sedang hamil sangat memerlukan zat besi untuk bayinya,” ulas Wenny.

Selanjutnya, tambah Wenny, berikan ibu hamil nutrisi yang lengkap, misalnya dengan rutin mengkonsumsi makanan yang mengandung unsur Empat Sehat Lima Sempurna. “Lalu ketika bayi sudah lahir, berikanlah imunisasi dasar secara lengkap, agar bayi kita memiliki kekebalan tubuh,” imbuhnya.

Selain itu, sang ibu juga harus memberikan ASI (Air Susu ibu) Eksklusif untuk bayinya hingga bayinya berusia 6 bulan. “Jangan dengan susu kaleng, buah-buahan atau makanan padat, cukup berikan ASI saja, bagi ibu-ibu yang ASInya lancar dan bagus” tegasnya.

Yang terpenting, ungkap Wenny, kita harus membiasakan perilaku hidup sehat dan bersih. “Karena akan mempengaruhi pertumbuhan tubuh anak kita, kalau kita sehat maka anak kita pun akan sehat tapi kalau kita berperilaku hidup tidak sehat, maka anak kita akan mudah terkena infeksi penyakit,” ucapnya.

Terakhir, Wenny mengingatkan para ibu-ibu agar terus memantau pertumbuhan anak. “Jangan malas untuk memantau pertumbuhan anak, tiap bulan bawalah anak ke Posyandu atau rumah sakit untuk ditimbang berat badannya, diukur tinggi badannya, dan diukur lingkar kepalanya,” jelasnya.

Satu harapan kemudian disampaikan Wenny agar Bangsa Indonesia mampu mencapai zero Stunting, yang artinya tidak ada lagi penduduk yang menderita Stunting. “Semoga dengan upaya kita bersama menurunkan angka oenderita Stunting di Tanah Air, bangsa kita bisa menikmati bonus demografi ini menjadi satu berkah untuk generasi emas yang dimiliki bangsa yang kita cintai ini,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan