Kota Bekasi, MPN
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, ternyata tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk mengikuti Sosialisasi Cegah Stunting untuk Meraih Indonesia Emas pada Kamis (8/12). Mulai dari awal hingga akhir kegiatan, masyarakat tetap terlihat antusias mengikuti sosialisasi ini.
Sosialisasi Cegah Stunting untuk Indonesia Emas dilaksanakan anggota Komisi IX DPR RI Dra Hj Wenny Haryanto, SH bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sejumlah narasumber yang hadir, yakni Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI Eni Gustina, Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga BKKBN Jawa Barat (Jabar) Elma Triyuliati dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi, Marisi. Nampak hadir Ketua Kadin Indonesia Kota Bekasi Huda Sulistio, unsur pemerintahan Kelurahan Cimuning beserta Tiga Pilar dari Polsek Bantargebang dan Koramil 05/Bantargebang, serta kalangan tokoh masyarakat.
Dalam pemaparannya, tanpa bosan Wenny Haryanto mengingatkan masyarakat tentang adanya bonus demografi yang akan dijelang bangsa ini pada tahun 2045. “Saat bonus demografi ini, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, yakni antara usia 15 sampai 64 tahun. Nah, jangan sampai bonus demografi yang mengantarkan bangsa kira menuju tahun keemasan menjadi gagal akibat Stunting,” ujar Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok.
Wenny menjelaskan Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan sejak bayi masih di dalam kandungan sampai berusia 2 tahun. “Penyebab umum Stunting adalah akibat asupan gizi makanan yang kurang, sejak dalam kandungan, hingga terlihat pada saat anak berusia 2 tahun,” imbuhnya.
Lebih lanjut. Wenny mengungkapkan apresiasinya terhadap upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi bersama masyarakat dalam rangka menurunkan jumlah Stunting. “Saat ini sudah terjadi penurunan Stunting yang signifikan di Kota Bekasi, mencapai 13,8 persen, dan ini merupakan kabar baik untuk kita semua,” ulasnya.
Wenny optimistis Kota Bekasi bisa mewujudkan zero Stunting jika upaya bersama terus dilakukan oleh pemerintah daerah dengan masyarakat. “Di Kota Bekasi sendiri, angka prevalensi Stunting sebesar 13,8 persen di tahun 2022 nomor 2 terendah se-Jabar, sedangkan untuk tetangga, Kota Depok telah mencapai 12,3 persen dan menjadi yang terendah se-Jabar,” paparnya.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kota Bekasi Marisi menyebut target penurunan Stunting pada tahun 2023 mendatang menjadi 9,7 persen. “Untuk mencapai target ini, maka program penurunan Stunting kami prioritaskan terhadap pasangan calon pengantin yang akan menikah,” ungkapnya.
“Selama tiga bulan menjelang pernikahan, calon pasangan pengantin dibekali persiapan, bukan hanya mempersiapkan pra-weddding saja, tapi juga persiapan fisik dan mental. Kami juga akan menggiatkan program untuk kalangan usia remaja agar rutin mengkonsumsi vitamin penambah darah, terutama untuk remaja putri yang kelak menjadi seorang ibu,” paparnya.
Dengan upaya ini, Marisi memberikan sinyal positif bahwa target zero Stunting bisa terwujud di Kota Bekasi. “Saya sangat optimis Kota Bekasi bisa mewujudkan zero Stunting, dengan upaya kita yang saling berkolaborasi untuk mencegah Stunting ini,” pungkasnya. (Mul)